Mr. S adalah seorang yang berkeluarga dan memiliki dua orang anak yg telah bersekolah. Ia dirawat di klinik anda karena menderita semacam pneumonia yang jarang terjadi dan sering dihubungkan dengan AIDS. Hasil tes darah menunjukkan bahwa ia memang positif HIV.
Mr. S mengatakan bahwa ia ingin memutuskan sendiri jika dan kapan ia akan memberitahukan istrinya(Mrs. S) tentang penyakitnya ini. Anda juga berpikir bahwa akan sangat aman jika Mrs. S melindungi dirinya dari penyakit tsb. Disamping itu penting juga baginya untuk melakukan tes HIV, kalo dia ternyata positif HIV, supaya dia punya kesempatan berobat untuk menunda efek berbahaya dari HIV tersebut dan sekaligus memperpanjang umurnya.
Mr. S mengatakan bahwa ia ingin memutuskan sendiri jika dan kapan ia akan memberitahukan istrinya(Mrs. S) tentang penyakitnya ini. Anda juga berpikir bahwa akan sangat aman jika Mrs. S melindungi dirinya dari penyakit tsb. Disamping itu penting juga baginya untuk melakukan tes HIV, kalo dia ternyata positif HIV, supaya dia punya kesempatan berobat untuk menunda efek berbahaya dari HIV tersebut dan sekaligus memperpanjang umurnya.
6 minggu kemudian, Mr. S datang lagi ke klinik untuk kontrol. Menjawab pertanyaan anda, ia berkata bahwa ia belum memberitahu istrinya. Ia tidak ingin istrinya tahu tentang hubungan homoseksualnya karena ia takut bahwa hal ini akan menghancurkan pernikahan dan keluarganya. Tapi untuk melindungi sang istri, Mr. S selama ini hanya melakukan 'safer sex'-->pake kondom. Sebagai dokter keluarga, anda bingung apakah anda sebaiknya memberitahu Mrs. S tentang kondisi si suami supaya ia bisa dapet perawatan(jika dibutuhkan), tapi hal ini juga berarti anda menentang keinginan Mr. S.
Ngg mungkin kyk gitu ya, semoga membantu :D
Cheers,
-swind-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar